Selasa, 20 Maret 2018

Tante Nenncy, Setelah Menipuku kemana Engkau Pergi?





Seorang wanita yang mengaku teman Abang saya bernama Sri Nenncy Wulandari datang ketika saya masih mengusap air mata atas kehilangan Abang saya yang paling besar. Tante Nenncy, begitu dia ingin dipanggil, berkomentar di laman face book Abang saya yang kebenaran saya yang menulis status tersebut. Untuk menghargai yang berkomentar tentu saja saya membalas ungkapan duka mereka. Tante Nenncy berkomentar sekitar bulan November 2017. Empat  bulan setelah kepergian Abang saya.

Lalu Tante Nenncy mengundang pertemanan ke facebook saya, akrena sudah saling berbalas komentar di di facebook Abang saya, lalu sayapun menerima undangan petemanannya. Tante Nenncy lalu menelpon via messenger berkali-kali, tetapi berhubung saya tidak punya aplikasi messenger, pesan itu terbaca setelah telepon terhenti.

Tante Nenncy sempat berkomentar cukup emosi karena telpon messengernya tidak saya angkat, setelah saya jelaskan Tante Nenncy minta no hp saya. Di telpon, Tante Nenncy bercerita kalau dia mengenal Abang saya saat Abang saya bekerja di Palembang dan kebenaran Ayah Tante Nenncy pengerja di gereja. Tante Nenncy sempat menangis terisak-isak saat menceritakan betapa dia terkejut betapa cepatnya Abang saya dipanggil Tuhan.

Seiring berjalannya waktu, Atnte Nenncy sering menghubungi by telpon walau kadang saya tidak angkat ketika hp saya tinggal. Dan di laman facebook Tante Nenncy, dia terlihat cukup ramah dan eknal dekat dengan orang-orang yang berkomentar distatusnya. Dan salah satu saudara sepupu saya, saya lihat berteman dengan Tante Nenncy.

Tante Nenncy yang mengaku bekerja di dinas pekerjaan Umum ini, tinggal di Kalimantan dan kebenaran sedang tugas di Batam. Tante Nenncy seorang single parent dengan 2 orang anak. Anak paling besar, seorang laki-laki dan sedang kuliah di Malang. Anak bungsu, seorang perempuan dan sedang mengikuti pertukaran pelajar di Jepang.

Tanggal 6 Februari, Tante Nenncy menghubungi saya melalui video call wa dari no 0852 7461 3752. Dia bilang, dia sedang di Ajkarta dan dalam perjalanan menuju Kalimantan akrena ada keluarga yang meninggal. Dengan memohon Tante Nenncy meminta saya meminjamkan uang untuk tiket anaknya dari Malang, akrena ATMnya terblokir. Sejujurnya, saya tidak ingin memberi pinjaman, tetapi karena selama ini merasa sering dibantu orang lain, apalagi ini untuk pertemuan terakhir dengan orang yang dikasihi, akhirnya saya luluh. Saya mentransfer uang sebesar 1 juta rupiah ke nomor rekening BRI  343-0010-11085-538 atas nama Maryati.

Tante Nenncy berjanji akan membayar esoknya begitu dia tiba di Kalimantan. Esok harinya, akrena katanya masih butuh 8 jam perjalanan ke kampung mereka, Tante Nenncy meminta saya mentransfer 500 ribu lagi. Tetapi saya menolak dan hanya menyanggupi 300 ribu saja. Kali ini saya dentransfer ke rekening pribadi Sriningsih Wulandari di BRI no 343-0010-2693-2534.

Tanggal 8 Februari, Tante Nenncy mengatakan hari Senin 12 Februari baru bisa urus ke bak karena masih ke rumah duka. Saya masih mengerti dan mengiyakan. Tanggal 11 Februari saya menghubungi untuk mengingatkan agar besoknya tidak lupa mentransfer uang saya. Tanggal 12 Februari Tante Nenncy mengulur waktu untuk membayar utang dengan alasan sedang sakit. Dia meminta waktu hari Rabu, 14 Februari baru bisa transfer. Lalu ketika Tante Nenncy update status di facebook, saya berkomentar “Jangan lupa hari Rabu ya Tan”. Tante Nenncy langsung inbox dan wa saya agar membahas masalah uang jangan di facebooknya, tetapi lewat inbox.

Tanggal 14 Februari, saya menghubungi Tante Nenncy untuk menanyakan pembayaran uang tersebut dan dijawab akan ditransfer sore, saya bingung kenapa harus sore. Dan foto profile Tante Nency yang sebelumnya foto dirinya, berubah menjadi foto hewan dan menjelang siang foto profile kosong. Pukul 4:36 saya mencoba menghubungi lewat wa, sms dan telpon tapi nomornya sudah tidak bisa dihubungi. Dan saya diblokir dari akun facebooknya, teteapi mungkin untuk menyamarkan penipuannya, agar saya tidak curiga, dia mengundang saya di akun facebook yang lain yang sepertinya masih baru ebberapa bulan dibuat dan jan\rang digunakan.

Kebenaran di akun facebooknya yang baru, ada seorang temannya yang mengucapkan terima kasih karena pernah diberi oleh-oleh. Lalu saya mencoba inbox temannya tersebut tetapi tidak ada balasan. Kemudian, saya berkomentar dipostingan oleh-oleh tersebut untuk menanyakan apakah Ibu tersebut kenal dengan Tante Nenncy, sekalian saya lampirkan bukti-bukti penipuannya. Seorang laki-laki ikut berkomentar dan kemudian mengundang saya menajdi teman di facebook, walau sempat agak ragu, akhirnya undangan pertemanan itu saya konfirmasi.

Menurut Bapak yang mengundang pertemanan tersebut, Tante Nenncy ini juga berusaha meminjam uang dari mereka, kebenaran beliau seorang pendeta dan kalau saya tidak salah menangkap, mungkin seorang dosen juga. Tetapi karena tingkah Tante Nenncy mencurigakan, akhirnya dia dan para mahasiswa memblokir pertemanan dengan Tante Nenncy di facebook.

Mungkin Tante Nenncy merasa aman, karena tidak ada teman saya yang mengenal dia. Tetapi saya percaya, Tuhan tidak akan selamanya membuat suatu kejahatan berjalan mulus. Semoga Tante Nenncy segera sadar dan tidak melakukan hal yang sama ke orang lain.

Bekasi, 20 maret 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar