Rabu, 14 Juni 2017

Lidah bisa karena biasa



Mungkin kita sering mendengar orang memuji nikmatnya makanan yang berasal dari daerahnya. Padahal buat orang lain mungkin biasa saja atau bahkan bisa saja berasa aneh untuk orang lain yang berasal dari tempat berbeda.
Sepertinya masalah rasa ini berhubungan dengan faktor kebiasaan. Untuk orang yang berasala dari Sumatera Utara, baru merantau ke Jakarta, ketika makan di luar dan disuguhkan teh tawar (air putih + bubuk teh) maka rasanya itu akan aneh sekali di lidah. Orang di Sumatera Utara terbiasa dengan air putih saja, tanpa pakai bubuk teh. Setelah beradabtasi di Ajkarta, saat kembali ke kampung halaman dan disuguhkan minuman air putih tanpa bubuk teh, lidah juga akan merasa aneh. dAn anehnya, kalau di rumah minum air putih rasanya biasa saja.

Demikian juga menurut Kakak ipar saya yang asal Padang. Waktu di Apdang terbiasa dengan nasi yang pera', begitu sampai di Jakarta dan menikmati nasi pulen berasa tidak bisa ditelan. Tapi sekarang malah lebih suka nasi pulen dibanding nasi pera yang rasanya seperti makan nasi yang kurang air saat dimasak.

Kakak ipar saya asal Bangka beda lagi, saat kita memuji-muji mie pangsit dari Siantar, Kakak ipar saya bilang lebih enak mie Bangka. Mungkin itu juga alasan mengapa makanan khas daerah tertentu bisa bertumbuh subur di tempat lain, yaitu untuk memanjakan lidah orang sedaerahnya dan syukur-syukur bisa diterima lidah orang lain dan laris manis bukan hanya untuk orang yang berasal dari daerah yang sama.

Berminat membuka warung makanan khas daerah yang belum ada di tempat kita berada? Coba dicek kira-kira berapa banyak orang yang asalnya sama sama kita dan rindu makanan khas dari sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar