Rabu, 11 Januari 2017

Parade Khebinekaan 19 November 2016



Tanggal 19 November dan 4 Desember 2016 lalu diadakan parade budaya dan ada juga yang menyebutnya Parade Khebinekaan. Jauh sebelumnya acara ini sudah dilaksakan di Bandung pada bulan Oktober dan entah karena apa, Pak Ridwan Kamil sempat dibully di laman facebook-nya karena acara ini.
Adapun kehadiran saya adalah karena saya melihat dan merasa ada sebagian orang yang ingin merong-rong negeri ini dengan membuat dan memeprjelas jurang pemisah antar anak bangsa. Baik lewat jalur politik maupun agama.
Bahkan justru dengan kehadiran saya tanggal 19 November saya bisa membantah saat siang harinya tiba-tiba beredar foto orang memadati Bundaran HI dengan tulisan Parade Khebinekaan dihadiri sejumlah 97,000 orang. Beberapa teman mempertanyakan gambar itu di grup-grup wa yang saya ikuti.
Kebenaran acara 19 November yang sebelumnya direncanakan di Bundaran HI tapi tidak disetujui karena akan mengganggu lalu lintas karena itu adalah hari Sabtu, bukan Minggu pagi yang biasanya memang jalan Sudirman dan jalan Thamrin tidak dilintasi kendaraan bermotor kecuali trans Jakarta. Akhirnya long march dialihkan ke Patung Kuda dengan titik kumpul di Monas.
Jadi dengan melihat lokasi yang terlihat di foto yang  beda dengan lokasi Parade Khebinekaan, seharusnya keaslian foto itu sudah langsung terbantahkan. Apalagi ada juga sebagian yang menyebar adalah yang datang di acara tersebut. Lalu dengan penjelasan di atas saya menyampaikan sanggahan kepada teman-teman di wa, teman di media sosial lain dan juga kepada Abang saya yang kebenaran menelpon saya saat saya masih di lokasi bahwa foto yang beredar bukan foto yang kami ikuti. Dan akhirnya ketahuan kalau foto yang beredar itu adalah foto kemenangan PDIP pemilu 1999.
Setelah Parade itu usai, saya dan teman sempat keliling dulu naik bis tingkat dan terakhir  berhenti di Sudirman dan pulang naik Trans Jakarta dari halte Semanggi.
Saat menunggu trans Jakarta datang, saya memperhatikan jembatan layang yang sedang dibangun di samping Plaza Semanggi, dimana jembatan layang ini nanti akan berbentuk sayap kupu-kupu dan akan mengurangi kemacetan sekitar jalan Gatot Subroto dan Jalan Semanggi. Padahal beberapa bulan sebelumnya, tempat itu baru dipasang papan-papan penutup lokasi yang akan digali, tapi  sekarang tiang beton dan jalan di atasnya sebagian sudah terpasang. Menurut saya pemerintah sekarang bertindak cepat dalam menyelesaikan proyek-proyek yang sedang jalan.
Demi menjaga keutuhan negeri ini dan tetap mengawal pemerintahan yg peduli rakyat-lah saya hadir 19 November 2016 di Monas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar