Dua tahun lalu seseorang yang
tidak saya kenal mengirim undangan pertemanan di facebook. Melihat beberapa
teman yang sama, akhirnya saya menerima pertemanan. Sebenarnya saya tidak
memperhatikan status - status teman tersebut, tetapi suatu hari dia komenyar di
status saya, lalu untuk mengetahui siapa orang tersebut, saya coba masuk ke
berandanya.
Betapa kagetnya melihat status
saya beruntun ada di dinding facebooknya dan entah kenapa tidak pernah terlihat
oleh saya. Karena terbawa emosi, saya lalu menuliskan di status saya kenapa
mengcopy tulisan saya di dinding facebook-nya dan saya tag ke orangnya.
Dari sekian banyak yang komentar,
tidak sedikit yang menyalahkan saya. Ada yang menyebut mungkin orang tersebut
tidak tahu cara membagi tulisan. Padahal, di dindingnya, orang tersebut bisa
menyematkan foto, berarti dia cukup pintar menggunakan aplikasi facebook
tersebut. Ada juga yang mengatakan harusnya saya bangga, akrena ada yang
ternyata diam-diam memplagiat status-status saya. Apa yang harus dibanggakan kalau
tulisan kita malah dicuri tanpa ijin.
Sebenarnya tidak ada yang salah
dengan "ide yang sama". Kalau kita memikirkan A, tidak menutup
kemungkinan ada ratusan orang berpikir tentang A juga. Tapi cara pendang dan
cara penyampaian orang sedikit banyak pasti berbeda. Tidak salah juga kalau
kita mendapat ide dari tulisan orang lain, mengembangkan ataupun membuat versi
berbeda.
Suatu hari saya membaca status
teman saya dengan kata-kata yang bagus. Tidak lama kemudian ternyata status itu
sama persis dengan seorang bintang yang cukup terkenal di Indonesia dan saya
menemukan teman saya meninggalkan jejak jempol di status bintang tersebut.
Tetapi ketika saya tanyakan, teman tersebut hanya tersenyum lalu mengatakan
bahwa mereka sehati. Parah memang kalau
ada orang yang jelas-jelas copy paste dari orang lain tetapi tidak mau
mengakui.
Setiap menemukan kata yang
membangun dan saya bagikan kepada teman, saya mencoba menuliskan dari mana kata
tersebut saya ambil. Selain agar orang lain tahu kata/tulisan itu berasal dari
mana, saya juga malu kalau nanti orang beranggapan kata tersebut adalah ide
saya.
Seorang teman yang penulis
malahpernah bilang ke saya bahwa tulisannya bebas ditulis ulang dan disadur
oleh siapapun asal menyematkan namanya sebagai penulis pertama. Kita memang
tidak akan pernah tahu siapa saja yang membaca dan menyebar tulisan kita. Hanay
dibutuhkan kejujuran orang berikutnya untuk menampilkan dari mana tulisan
tersebut berasal kalau memang bukan ide/karya sendiri.
Semoga kita bisa jujur, minimal
kepada diri sendiri. Salam...