Senin, 25 Juli 2016

Copy Paste tanda Orang tidak kreatif dan menghargai Orang lain?





Dua tahun lalu seseorang yang tidak saya kenal mengirim undangan pertemanan di facebook. Melihat beberapa teman yang sama, akhirnya saya menerima pertemanan. Sebenarnya saya tidak memperhatikan status - status teman tersebut, tetapi suatu hari dia komenyar di status saya, lalu untuk mengetahui siapa orang tersebut, saya coba masuk ke berandanya.
Betapa kagetnya melihat status saya beruntun ada di dinding facebooknya dan entah kenapa tidak pernah terlihat oleh saya. Karena terbawa emosi, saya lalu menuliskan di status saya kenapa mengcopy tulisan saya di dinding facebook-nya dan saya tag ke orangnya.
Dari sekian banyak yang komentar, tidak sedikit yang menyalahkan saya. Ada yang menyebut mungkin orang tersebut tidak tahu cara membagi tulisan. Padahal, di dindingnya, orang tersebut bisa menyematkan foto, berarti dia cukup pintar menggunakan aplikasi facebook tersebut. Ada juga yang mengatakan harusnya saya bangga, akrena ada yang ternyata diam-diam memplagiat status-status saya. Apa yang harus dibanggakan kalau tulisan kita malah dicuri tanpa ijin.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan "ide yang sama". Kalau kita memikirkan A, tidak menutup kemungkinan ada ratusan orang berpikir tentang A juga. Tapi cara pendang dan cara penyampaian orang sedikit banyak pasti berbeda. Tidak salah juga kalau kita mendapat ide dari tulisan orang lain, mengembangkan ataupun membuat versi berbeda.
Suatu hari saya membaca status teman saya dengan kata-kata yang bagus. Tidak lama kemudian ternyata status itu sama persis dengan seorang bintang yang cukup terkenal di Indonesia dan saya menemukan teman saya meninggalkan jejak jempol di status bintang tersebut. Tetapi ketika saya tanyakan, teman tersebut hanya tersenyum lalu mengatakan bahwa mereka sehati. Parah memang  kalau ada orang yang jelas-jelas copy paste dari orang lain tetapi tidak mau mengakui.
Setiap menemukan kata yang membangun dan saya bagikan kepada teman, saya mencoba menuliskan dari mana kata tersebut saya ambil. Selain agar orang lain tahu kata/tulisan itu berasal dari mana, saya juga malu kalau nanti orang beranggapan kata tersebut adalah ide saya.
Seorang teman yang penulis malahpernah bilang ke saya bahwa tulisannya bebas ditulis ulang dan disadur oleh siapapun asal menyematkan namanya sebagai penulis pertama. Kita memang tidak akan pernah tahu siapa saja yang membaca dan menyebar tulisan kita. Hanay dibutuhkan kejujuran orang berikutnya untuk menampilkan dari mana tulisan tersebut berasal kalau memang bukan ide/karya sendiri.


Semoga kita bisa jujur, minimal kepada diri sendiri. Salam...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar