Selasa, 30 Agustus 2016

Wisata Bunga di Taman Begonia Lembang



Karena lokasi TAman Begonia tidak jauh dari De Ranch akhirnya kami memutuskan untuk mampir dulu ke taman bunga tersebut. Taman Begonia tidak terlalu luas, tapi ditata dengan bagus. Taman ini dibagi 2 bagian, bagian depan ditanami dengan bunga dan bagian kedua ditanami dengan sayur mayur. Biaya masuk ke tempat ini juga tidak mahal, hanya Rp 10,000/orang dan kita sudah bisa meminjam topi seperti topi petani yang berbentuk segitiga untuk menghindari sinar matahari maupun untuk gaya-gayaan saja.
Tiket

Taman Bunga

Sebenarnya tidak butuh waktu lama untuk mengelilingi taman ini, tetapi hanya waktu labih banyak adalah antri untuk berfoto, karena beberapa tempat menjadi favorit pengunjung sehingga harus gantian menunggu giliran.
Bunga yang paling banyak berasal dari jenis begonia sedang sayurannya ada macam-maca seperti brokoli, kangkung, selada, tomat dan jagung. Sebelum matahari bergeser terlalu ke barat, kamipun meninggalkan tempat tersebut. Pulang dengan jalur lain, hanya macet sedikit sehabis Taman Begonia dan sesudahnya lancar sampai Jakarta. Sekitar pukul 21:00 wib kami sudah tiba kembali di rumah.

Bermain ala Indian di De Ranch



Lebaran hari pertama, 6 Juli 2016 lalu, saya bersama Abang sekeluarga pergi liburan ke arah Bandung. Awalnya kami mencoba mengingat - ingat tempat yang menurut informasi cukup menarik dan akhirnya kami putuskan untuk ke De Ranch saja. Berbekal GPS perjalanan inipun dimulai sekitar pukul 07:30 wib. Jalanan hari ini cukup lancar.
Keluar dari tol Cileunyi kami mengikuti petunjuk penjaga tol. Setelah memasuki kota Bandung, jalalan sedikit merayap sehingga kami memilih mengikuti GPS yang membawa lewat jalan kecil, dimana kalau ada 2 mobil berlawanan arah sedang papapsan maka salah satu harus berhenti. Setelah perjalanan yang kebanyakan menanjak, akhirnya kami sampai di lokasi sekitar pukul 11:00 wib
Kota Bandung tampak dari Lembang

Harga Tiket

Biaya masuk ke ke lokasi adalah Rp 10,000/orang dan masih dapat welcome drink segelas susu yang rasanya bisa dipilih sendiri. Ada rasa melon, strawberry dan coklat. De Ranch dirancang untuk permainan di alam bebas dengan ala-ala Indian. Ada banyak permainan yang bisa diikuti oleh anak-anak maupun dewasa, tetapi kebanyakan permainan untuk anak-anak. Harga tiket antara Rp 20.000,- sampai Rp 25,000,-

Add caption

Rute Flying Fox



Main Trampolin

Belajar Memanah
Kami lalu mencoba naik kuda dengan tiket Rp 25,000,-. Kuda dituntun seorang penjaga lalu berjalan perlahan (bukan berlari) mengelilingi sebuah lapangan. Sebelum naik kuda, peserta boleh memillih kostum yang diinginkan dan tidak ada biaya tambahan. Ada beberapa pilihan permaiann di De Ranch. Misalnya belajar mememras susu, trampolin, menangkap ikan, belajar menembak, flying fox, belajar membuat kue, naik perahu dan beberapa mainan lainnya.
Menjelang sore kami beranjak dari De Ranch

Kamis, 25 Agustus 2016

Driver transportasi berbasis aplikasi ada juga yang tidak Jujur



Dalam sebuah organisasi, sebaik apapun sistem dan aturan akan tetap bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak jujur. Seperti transportasi online yang saat ini sedang berkembang seiring dengan kecanggihan tekhnologi dan kebutuhan masyarakat. Demi menghemat waktu, orang-orang lebih memilih transportasi berbasis aplikasi tersebut daripada naik angkutan dengan rute tertentu. Selain lebih cepat, ongkos juga kadang lebih hemat dibanding transportasi konvensional.
Walaupun hampir semua orang yang tinggal diperkotaan sudah mengetahui aplikasi transportasi ini, tetapi belum tentu semua menggunakan ataupun memiliki aplikasinya. Ada yang dengan alasan hp belum menunjang untuk bisa download aplikasi atau yang merasa belum membutuhkannya.
Tetapi kadang tanpa diduga, seseorang yang belum memiliki aplikasi memerlukan transportasi berbasis aplikasi tersebut, maka yang bisa dilakukan adalah minta tolong kepada saudara atau teman yang memiliki aplikasi. Sebenarnya tidak ada masalah siapapun yang memiliki aplikasi dan siapa yang menggunakan jasa transportasi tersebut, tetapi menjadi masalah ketika bertemu aplikasi sedang error, penumpang yang naik bukan pemilik aplikasi dengan supir yang tidak jujur.
Seperti yang dialami teman saya, ketika seorang Ibu-ibu tetangganya minta tolong dipesan transportasi dan kebenaran saat diorder aplikasi bermasalah saat memindah cara  pembayaran dari kartu kredit ke pembayaran cash. Sehingga teman saya tidak tahu apakah ongkos ditagihkan ke kartu kredit atau harus bayar cash. Akhirnya setiba di tempat tujuan, si Ibu tetangga teman saya bertanya kepada driver berapa dia harus bayar dan driver menyebut biayanya sebesar Rp 58,000,- yang akhirnya dibayar cash.
Si Ibu memberitahukan ke teman saya bahwa dia akhirnya bayar cash dan menyebut angka yang dibayarkan sesuai dengan yang disebut si driver. Dua hari kemudian teman saya membaca email pemberitahuan atas penggunaan transpotasi tersebut dan menyebut rincian biayanya. Teman saya kaget karena ternyata biaya hanya Rp 38,000,- tetapi driver menyebut Rp 58,000,- dan ongkos perjalanan itu sebenarnya menggunakan kartu kredit dan bukan cash.
Karena merasa dua kali dibohongi, jumlah dan cara bayar akhirnya teman saya komplain ke penyedia jasa dan juga ke driver. Lalu si driver menyebut bahwa dia berencana untuk mengantarkan uang yang dia tagih, tetapi karena sibuk bekerja sehingga dia tidak sempat.
Begitulah kadang, orang mengatakan niat baiknya setelah ketahuan. Kalau memang ada niat untuk mengembalikan uang, kenapa setelah teman saya komplain, bukankah seharusnya bisa disms begitu kejadian? Kalau seandainya aplikasi si driver juga error saat itu sehingga tidak bisa membaca pembayaran yang digunakan. Atau kalau memang error, kenapa si driver bisa menyebut angka Rp 58,000,- padahal hanya Rp 38,000,-. Seharusnya angka receh belakangnya tidak sama kalau si driver hanya mengira-ngira jumlah tarif.
Dalam pekerjaan apapun selalu ada yang curang  dan mencari kesempatan untuk mencari keuntungan. Padahal harga sebuah kejujuran itu sangat mahal. Semoga tidak banyak orang seperti mereka-mereka yang curang ini.

Selasa, 23 Agustus 2016

Bihun Kekinian, kita yg Parno atau memang Porno



Beberapa waktu lalu ada produk baru jajanan anak kecil yang cukup heboh. Adapun hal yang membuat orang-orang ikut menyumbang komentar adalah kemasan dan nama produk plus tindakan dari menteri sosial Ibu Khofifah Indar Parawansa.
Banyak orang yang berpendapat bahwa produk itu adalah ide kreatif yang seharusnya dibina, bukan malah dimatikan daya kreatif seorang anak yang sedang berkembang. Saya pribadi setuju dengan tindakan Ibu Khofifah untuk melarang beredarnya produk tersebut.
Alasan saya adalah karena produk tersebut terindikasi porno. Hal yang menurut saya membuat produk tersebut bernuansa porno ada 3 hal yaitu:
  1. Nama
Produk tersebuk diberi nama Bikini. Singkatan dari Bihun Kekinian. Bikini adalah pakaian yang sering digunakan di pantai atau kolam renang. Sebenarnya tidak ada masalah dengan pakaian ini kallau digunakan pada tempatnya. Tetapi akan menjadi aneh kalau digunakan di tempat lain kecuali di panggung putri-putrian yang kadang dipertontonkan dan itu juga banyak dikecam orang Indonesia. Dan saya heran kenapa anak muda tersebut harus memberi nama Bikini.

  1. Kemasan
Rasanya tidak salah kalau kemasan dibuat bervariasi supaya lebih menarik dari produk lain. Tetapi kalau saya tidak salah memperhatikan, gambar dikemasan ini adalah pakaian dalam wanita. Kadang, nama dengan kemasan sangat jauh berbeda sehingga sering menjadi lelucon juga buat para konsumen. Sebut saja teh botol dalam kemasan kotak. Lalu ketika kini nama dan kemasan dibuat berhubungan, masihkah kita menyebut tidak ada niat mengarahkan pikiran konsumen?
  1. Tulisan di kemasan
Di bungkus makanan tersebut ada tulisan "remas aku". Mungkin karena memang makanan ini harus dihancurkan dulu baru dikonsumsi. Dan kita bisa mengatakan bahwa pikiran anak kecil belum menjangkau "ke sana". Lalu kenapa tidak digunakan bahasa yang lebih kekanak-kanankan, misalnya "silahkan dihancurkan/diremukkan terlebih dahulu" atau "diremukin ya" rasanya kata-kata ini lebih formal daripada kata yang tertulis dibungkus tersebut.

Berdasarkan 3 hal diatas, maka saya sangat setuju makanan ini agar tidak diedarkan ke anak kecil. Karena faktor pembiaran itu sering sekali yang tidak lazim menjadi lazim, yang tidak biasa menjadi biasa.

Memang memprotes lebih gampang daripada berkreasi menghasilkan karya yang baru, tetapi semoga kita juga dengan alasan menumbuhkan jiwa kreatif lalu membiarkan karya-karya yang terindikasi Porno kita anggap menjadi biasa.

Rabu, 10 Agustus 2016

Tidak Tahu adanya Pembangunan di Indonesia atau Pembodohan?



Pilpres telah lama berlalu, tetapi entah kenapa kita masih melihat masyarakat yang terpecah antara yang mendukung, yang tidak mendukung ataupun yang tidak diantara keduanya. Beberapa waktu lalu seorang teman yang memang kurang menyukai  pemerintah. Saya sebut kurang menyukai, karena pemerintahan dibawah Jokowi - JK selalu dinilai negatif oleh teman tersebut.
Teman tersebut menuliskan jasa-jasa ke-6 presiden sebelumnya dan terlihat meniadakan peran presiden ke-7 yaitu Pak Joko Widodo. Sebenarnya bukan karena saya berada dipihak pendukung pemerintah maka saya ikut memberikan komentar di sana. Tapi saya hanya ingin meluruskan bahwa presiden ke-7pun sudah ada berbuat untuk membangun negeri ini.
Beberapa orang yang mendukung pemerintah memberikan contoh beberapa program yang sempat terbengkalai dan sedang dilanjutkan Pak Jokowi. Lalu seseorang sebut saja Pak A berkomentar bahwa tidak ada pembangunan yang mangkrak. Lalu saya memberikan contoh jalan layang sepanjang Kalimalang dari Bekasi sampai Kampung Melayu yang masih dalam tahap melanjutkan.
MEngatakan tidak ada pembangunan yg mangkrak

Lalu seorang Bapak lain, sebut saja Bapak B mengatakan bahwa dia setiap hari lewat jalan Raden Inten tapi tidak tahu pembangunan tersebut. Saya coba mengintip profile si Bapak B di sana disebutkan Bapak B domisili Jakarta bahkan masih dipertegas dengan foto profile sedang berada di Monas. Melihat domisili dan foto-nya tentu orang akan percaya dengan komentar si Bapak B tersebut. Padahal Raden Inten itu sangat dekat dengan Kalimalang, seandainyapun Bapak B tidak tahu informasi, alangkah baiknya bertanya dulu kepada orang-orang sebelum bersikeras mengatakan tidak ada pembangunan jembatan layan di Kalimalang.
Mengaku tiap hari lewat Raden Inten

Lalu saya mencari dari google informasi pembangunan jalan layang tersebut. Walaupun saya biasanya lewat 2-3 kali seminggu dari daerah Pangkalan Jati atau ke arah UKI saya belum pernah mengambil gambar pembangunan jalan layang ini.
Hasil googling

BApak B tanya  nama Jalan layangnya
Padahal, sejak Jokowi menjadi presiden pembangunan jalan layang ini yang tadinya hanya tiang-tiang yang sudah berlumut mulai dari Bekasi Timur sampai arah Curug Kalimalang, sekarang bahkan sudah ada peletakan beton di atas tiang dan sudah sampai ke arah mall Cipinang. Walaupun belum semua berbentuk jalan, tetapi pembangunannya terbilang cepat. Karena pengerjaannya dilakukan siang dan malam.
Pangkalan Jati, 17 Juli 2016

Depan pos polisi Kebun Nanas, 18 Juli 2016




Kebun Nanas arah UKI, 18 Juli 2016

Bahkan ketika saya coba ini menjadi status di facebook, banyak teman-teman yang tahu keadaaan yang berkomentar bahwa memang benar ada pembangunan jalan layang Bekasi -  Kampung Melayu yang disingkat Becak kayu ( Bekasi - Cakung - Kampung Melayu).

Belajar dari kejadian di atas, saya melihat ada beberapa orang yang sengaja menutup informasi agar orang lain percaya bahwa di Indonesia tidak benar sedang ada pembangunan infrastruktur. Yang orang-orang baca di emdia hanya tulisan tanpa bukti dari pendukung pemerintah. Berharap semoga kedepannya masyarakat kita lebih cerdas dalam menerima informasi. Memang ada baiknya tidak langsung percaya baik kepada pendukung maupun yang tidak menyukai pemerintah.