Karena agama adalah pilihan, jadi sah-sah saja menurut saya apabila ada
orang yang berpindah keyakinan. Entah dengan alasan apapun itu adalah hak dan
tanggung jawab orang tersebut. Walau tidak jarang, karena masalah agama yang
berbeda ada keluarga yang menjadi hambar dan dingin, belum lagi pihak luar yang
menjadi tim horre yang membuat suasana semakin panas.
Terbiasa berada dalam keluarga yang berbeda-beda keyakinan selain
mengajarkan saya untuk menghargai agama lain sekaligus membuat saya lebih tekun
mempelajari agama yang saya anut. Selain tidak ingin itu menjadi tradisi, saya
juga ingin mengerti makna kenapa saya meyakini apa yang saya percaya.
Karena menurut saya agama adalah pilihan, maka saya mencoba tidak menilai
buruk orang yang meninggalkan agama saya atau merasa tersanjung saat orang yang
berpindah ke agama saya. Tetapi apabila kemudian ada cara untuk membuat orang
lain menjadi berpikir "aneh" tentang agama lama dengan alasan
"saya mantan dari sana", menurut saya perlu diskusi bersama antara
orang lain di agama lama dan orang di agama baru yang bertanya-tanya tentang
agama lama orang tersebut.
Demikianlah yang terjadi di fan page Ibu Irene Handono, yang menurut
informasi yang saya tidak tahu kebenarannya adalah mantan biarawati tersebut. Sebenarnya
saya tidak tahu menahu tentang Ibu Irene Handono, namun menjadi tergelitik saat
teman-teman menbagikan tulisannya, lalu saya ikut nimbrung didalam diskusi
tersebut.
Akun Ibu Irene dibuka dari akun fb saya |
Sebenarnya saya bukan dari keluarga ahli agama, tidak juga ikut perkumpulan
yang khusus membahas kitab (pernah sih dulu sebentar tapi lalu gak aktif lagi
:)). Jadi jawaban-jawaban yang saya beri
pun adalah jawaban-jawaban umum, sebatas yang saya tahu. Seperti misalnya ada
yg komentar bahwa hanya orang bodoh yang mengikuti agama "itu" dan
mempertanyakan tentang Tuhan agama "itu" tersebut. Sebisa mungkin
saya jawab dengan pandangan-pandangan sederhana yang tidak njelimet atau
membuat yang baca minimal mempunyai gambaran tentang apa yang saya jelaskan.
Mungkin karena gerah ada orang luar yang komentar membuat yang punya status
memilih untuk memblock saya. Itupun saya tahu saat ada teman lain kembali
membagikan tulisan yang menurut teman saya butuh tanggapan dari agama yang
sedang dibahas. Namun ketika saya masuk ke link yang diberi, saya Cuma bisa
baca-baca komentar tanpa bisa ikut berdiskusi didalamnya.
Akun Ibu Irene dibuka dari akun fb teman saya |
Menurut saya ketika seseorang
membuat status di fan page, orang tersebut sudah siap menerima pendapat yang
berbeda. Dan lebih lagi kalau itu menyangkut kepercayaan orang lain, berilah
ruang untuk orang dari agama yang dibahas apabila ada yang mau untuk
berkomentar. Sehingga orang lain yang membaca dapat melihat dari 2 arah dan
tidak ada pembenaran sepihak.
Perbedaan itu biasa dan adakalanya orang berbeda pandangan untuk topik
sama. Seperti kita mungkin pernah mendengar gelas berisi setengah, ada yang
melihatnya setengah penuh dan ada yang menyebut setengah kosong.
Tetapi semoga diantara banyak perbedaan kita masih punya banyak persamaan
juga. Salam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar