Kamis, 29 September 2016

Rasa Memiliki



Merasa memiliki yang sebenarnya bukan milik kita itu sah-sah saja sepanjang rasa tersebut memberikan pengaruh yang positif. Seperti misalnya sebuah taman di sebuah kompleks perumahan. Semakin banyak yg merasa memiliki dan menjaga bersama sebagaimana menjaga milik pribadi, maka semakin baguslah taman tersebut.
Tetapi apabila rasa memiliki tersebut malah membuat orang-orang merasa yang paling punya hak, maka hasilnya akan berbeda. Karena akan ada yang merasa lebih dan orang lain menjadi tersisih.
Rasa memiliki itu juga bisa berupa perasaan kepada orang lain. Seorang teman bercerita, bagaimana dia akhirnya terpaksa menikah dengan seseorang  lelaki yang pernah menjadi masa lalunya.WAlaupun hubungan sudah berakhir tetapi si lelaki merasa bahwa teman saya ini masih pacarnya. Entah karena lemahnya teman saya sehingga tidak bisa menolak saat dilamar, atau karena si lelaki pintar mengambil hati calon mertua sehingga pernikahan itupun terjadi.
Demikian juga dengan milik umum di sekitar kita. Ada orang karena merasa memiliki maka berusaha untuk menjaga agar tetap terawat  dan nyaman dipandang/digunakan baik oleh dirinya maupun oleh orang lain.  Tetapi tidak sedikit orang yang salah menerjemahkan rasa memiliki. Karena  merasa sebagai pemilik maka mereka boleh berbuat apa saja, termasuk mencoret-coret fasilitas umum, membuang sampah sembarangan dan hal-hal tidak baik lainnya.
Lalu, rasa memiliki yang manakan yang lebih sering kita lakukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar