Merasa memiliki yang sebenarnya bukan milik kita itu sah-sah saja sepanjang
rasa tersebut memberikan pengaruh yang positif. Seperti misalnya sebuah taman
di sebuah kompleks perumahan. Semakin banyak yg merasa memiliki dan menjaga bersama sebagaimana menjaga milik pribadi, maka semakin baguslah
taman tersebut.
Tetapi apabila rasa memiliki tersebut malah membuat orang-orang merasa yang
paling punya hak, maka hasilnya akan berbeda. Karena akan ada yang merasa lebih
dan orang lain menjadi tersisih.
Rasa memiliki itu juga bisa berupa perasaan kepada orang lain. Seorang
teman bercerita, bagaimana dia akhirnya terpaksa menikah dengan seseorang
lelaki yang pernah menjadi masa lalunya.WAlaupun hubungan sudah berakhir tetapi si lelaki
merasa bahwa teman saya ini masih pacarnya. Entah karena lemahnya teman saya
sehingga tidak bisa menolak saat dilamar, atau karena si lelaki pintar
mengambil hati calon mertua sehingga pernikahan itupun terjadi.
Demikian juga dengan milik umum di sekitar kita. Ada orang karena merasa
memiliki maka berusaha untuk menjaga agar tetap terawat dan nyaman dipandang/digunakan baik oleh
dirinya maupun oleh orang lain. Tetapi
tidak sedikit orang yang salah menerjemahkan rasa memiliki. Karena merasa sebagai pemilik maka mereka boleh
berbuat apa saja, termasuk mencoret-coret fasilitas umum, membuang sampah
sembarangan dan hal-hal tidak baik lainnya.
Lalu, rasa memiliki yang manakan yang lebih sering kita lakukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar