Jumat, 23 September 2016

Karang Taruna dan Semangat Gotong Royong yang mulai pudar





Tanggal 17 Agustus 2016 kemarin saya sengaja tidak pergi kemana-mana karena pukul 22:00 wib nya ada pertandingan Bulu tangkis Indonesia melawan China di Olimpiade Rio 2016. Sebenarnya pagi -pagi keluarga sudah mengajak untuk jalan-jalan ke Bandung, teman-teman panitia acara fun walk alumni juga menawarkan kumpul-kumpul di Semanggi, tetapi demi menjaga diri agar tidak mengantuk saat pertandinga bulu tangkis, akhirnya semua tawaran menarik itu saya tolak.
Di kompleks kami tinggal sama sekali tidak ada acara rame-rame 17-an, hanya bendera yang berkibar di tiap rumah yang menandakan warga kompleks turut serta memperingati acara ulang tahun kemerdekaan negara tercinta tersebut.
Hari Sabtu, 20 Agustus 2016 ponakan kecil minta ikut menginap di rumah saudara sepupu (Abang saya) di Pondok Gede. Akhirnya saya terpaksa menemani dia pergi ke Pondok Gede karena Bapak Ibunya akan pergi ke Puncak.
Ternyata tanggal 20 Agustus tersebut adalah acara puncak perayaan Tujuh Belasan di RT tersebut. Selain untuk pembagian hadiah diramaikan juga dengan tarian dan drama perjuangan yang diramu cukup lucu dan menarik.
Digagas oleh karang taruna, dibuatlah panggung di sebuah tanah kosong. Diawali dengan kata sambutan dari PakRT, RW, ketua panitia lalu tari pembukaan dari daerah Lampung. Selang seling dengan tari daerah lain, ada tari dari Aceh, Padang dan tari kontemporer. Penarinya mulai dari anak-anak TK sampai SD. Menurut informasi dari keponakan saya, kebenaran dia ikut menjadi penari, mereka latihan hanya 3 hari saja.
Dan yang lebih membuat saya kaget, salah satu personil Wali yang kebenaran sering main di rumah saudaranya di depan rumah Abang saya (saya gak tau band, nama apalagi orangnya :) )bela-belain tidak ikut teman-temannya ke Kediri demi acara tersebut. Personel Wali tersebut tampil sekitar pukul 11-an, saya sudah balik ke rumah sekitar pukul 10:00. Acara berakhir sekitar pukul 01:00 pagi.
Karang Taruna, organisasi kepemudaan yang sering menjadi garda depan untuk acara-acara kebersamaan seperti kebudayaan, olah raga, ketrampilan yang rasanya akhir-akhir ini semakin menghilang. Terutama di daerah perkotaan, dimana dalam suatu acara tinggal mencari panitia dan sudah ada hitung-hitngan dana. Bukan lagi semangat gotong royong dan kebersamaan. Ataukah cuma saya yang merasa seperti itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar