Setelah berbulan-bulan sejak berita pilkada Februari 2017 didengungkan,
media sosial dan pertelevisian telah dijejali informasi siapa kira-kira yang
akan dan pantas untuk bersaing memperebutkan DKI1. Ada yang mulai mencoba
menjajaki pasar dengan tiba-tiba berbaur dengan masyarakat umum yang sebelumnya
tidak pernah dilakukan. Berbagai hal-hal konyol dan lucu dilakukan demi dikenal
dan dibicarakan masyarakat.
Ada yang tiba-tiba belanja di pasar dengan menggunakan baju bercorak khusus
dan membiarkan dirinya dibully padahal seorang pengacara terkenal. Ada yang
sering-sering muncul di tv lalu memberi janji untuk memperbaiki Jakarta padahal
selama ini orang hampir tidak kenal dirinya bahkan lebih banyak yang tahu nama
panggilannya tanpa tahu nama aslinya. Ada yang rajin membuat acara-acara sosial
dan membuat gerakan yang sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Ada yang mencari
pendapat melalu fan fage dan meminta tanggapan para netizen.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan semua usaha tersebut, sepanjang itu
positif tentu masyarakat akan menyambut dengan riang gembira. Selain para calon
yang turun tangan tersebut, ada juga yang sepertinya meminta bantuan para
penggiat media sosial. Terdapat banyak akun yang konsisten hanya membicarakan
jagoannya dengan segala program-program masa depan.
Tetapi diluar cara-cara baik tersebut, sebenarnya di media sosial sudah
terjadi perang dan saling serang antara pendukung yang satu dan pendukung yang
lain. Banyak sekali akun-akun yang konsisten menjelek-jelekkan gubernur DKI
yang sekarang , kalau memang benar adanya sebenarnya itu tidak masalah, itu
menjadi masukan gratis buat gubernur DKI untuk memperbaiki yang masih kurang
ataupun yang salah. Tetapi kalau yang ditampilkan hanya fitnah setiap kali,
masihkan kita harus diam dan memaklumi? Ditambah lagi yang paling berisik
sering sekali orang yang jauh dari Jakarta.
Namun akhirnya , kita harus bersyukur sejak dibuka pendaftaran calon
gubernur dan calon wakil gubernur 21 - 23 September 2016 kemarin akhirnya
terdaftar 3 pasang cagub dan cawagub. Yang pertama mendaftar adalah Basuki
Cahya Purnama - Djarot yang didukung partai Nasdem, Hanura, Golkar dan PDIP
yang baru ikut bergabung di malam sebelumnya.
Calon yang kedua mendaftar dan di hari ke-2 adalah Agus Harimurti Yudhoyono
bersama pasangan cawagubnya Sylviana Murni.
Yang diusung oleh partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN. Diamana Agus ini
sesuai dengan nama belakangnya adalah anak dari ketua umum partai demokrat
sekaligus mantan presiden Indonesia ke-6 Bapak Bambang Susilo Yudhoyono.
Calon yang ke-3 yang juga baru mendaftar di detik-detik terakhir adalah
Anis Baswedan dan – Sandiaga Uno. Dimana Anis baru diumumkan di hari terakhir.
Padahal yang selama ini diduga kuat menjadi calon gubernur dari Gerindra dan
koalisinya PKS adalah Sandiaga Uno sedang pendampingnya masih dicari walaupun
sudah sempat muncul beberapa nama.
Bahkan di acara Mata Najwa 21 September 12016 kemarin, saat Ahok dan Djarot
sudah sah mendaftar sedang Partai Demokrat masih berdiskusi di Cikeas, Najwa
Shihab melakukan wawancara by phone dengan Sandaiga Uno dan jawaban Sandiaga
Unopun masih mengambang, entah sebenarnya belia sudah tahu tapi belum boleh
diumumkan ke khalayak umum.
Dengan hadirnya 3 nama ini, terus terang saya pribadi bersyukur bahwa yang
nanti bertarung memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur DKI mempunya
kekuatan yang seimbang/sebanding.
Tinggal kita menunggu program-program andalan mereka bertiga serta
bagaimana tim sukses akan mempromosikan. Semoga tidak ada kampanye yang berbau
SARA dan kampanye yang membunuh karakter perseorangan. Dan berharap juga para
calon terbaiklah yang akan bertarung di daerah-daerah lain, sehingga setiap
daerah saling berlomba mempertunjukkan kemajuan daerahnya sehingga kita tidak
jauh tertinggal dari negara-negara tetangga.
Sejauh ini pendukung-pendukung calon yang saya ikuti adalah @PartaiSocmed
yang mendukung Ahok dengan cara yang sangat objektif dimana akun twitter ini
dulu juga adalah pendukung Jokowi-JK saat pilpres. Dan yang sudah menyebut diri
pendukung Anis Baswedan ada penulis dan komedian Pandji Pragiwaksono yang bisa
kita baca tulisannya tentang Anis Baswedan di http://pandji.com/pilih/ atau
follow twitternya @pandji.
Tentang Agus Harimurti sejauh ini saya belum menemukan tulisan tentangnya.
Semoga kita juga tercerahkan dengan tim sukses dari calon tersebut sehingga
para pemilih nanti bisa benar-benar memilih berdasarkan kualitas bukan karena
simpati apalagi karena selera. Kota Jakarta kedepan tidak cukup karena selera,
karena itu akan mempengaruhi kehidupan banyak orang. Selamat menyusun program
para petarung dan selamat mempertimbangkan dan menonton buat warga DKI dan
penduduk seluruh Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar