Rabu, 21 September 2016

Bapakku dan HKBP Bah Birong Ulu




Saat-saat sekarang ini, waktu Bapak banyak dihabiskan bermain bersama cucu di rumah Abang yang nomor 3. Ketika saya datang biasanya kami bercerita tentang masa - masa yang lalu. Satu hal yang menarik perhatian saya adalah cerita Bapak tentang keikutsertaannya dalam mendirikan sebuah gereja di Bah Birong Ulu, suatu area perkebunan di daerah Sumatera Utara.
Dulu, karena Bapak saya menolak jadi PNS dan melamar ke perkebunan dan langsung diterima bekerja di perkebunan teh. Menurut Bapak, hidup mereka saat  di sana sangat makmur, karena berlimpah makanan dan gaji yang lebih dari cukup. Selain dapat gaji dari perkebunan, Bapak juga berkebun dan mengelola sawah yang diberikan saudara dari Ibu sehingga beras yang dibagikan kebun dengan kualitas kurang baik tidak pernah dimakan.
 Saat merantau ke Bah Birong Ulu (Sebenarnya bukan merantau juga karena masih 1 propinsi), Bapak saya membawa Alkitab yang sering dibacanya di tempat kerja. Suatu hari ada yang melihat Bapak sedang membaca Alkitab lalu mulai mengajak ngobrol.
Setelah mereka hitung-hitung, rasanya mereka sudah bisa mendirikan gereja di tempat tersebut. Mereka lalu mulai menghubungi teman-temannya dan menyampaikan rencana tersebut. Dan yang bergabung bukan hanya orang Batak tetapi ada juga 2 orang Jawa. Tahun 1966, Bapak dan teman-temannya mengirimakan surat permohonan ke pihak-pihak terkait untuk meminta ijin mendirikan gereja. Mereka berkirim surat ke adm (manager), askep (asisten kepala), tuan bas (ahli gambar).
Akhirnya gereja berdiri dan salah satu nama pendirinya tertulis nama Bapak Sinton Ambarita. Bapak ditawarkan menjadi salah satu pengurus di gereja, tetapi berhubung Bapak tidak yakin bisa hidup sesuai firman Tuhan, akhirnya jabatan itu tidak diterima.  Tetapi Bapak tidak bisa berlama-lama menjadi jemaat di sana karena Kakek meminta Bapak pulang untuk menjaga dan merawat tanah warisan.
Setelah kelahiran Abang saya yang no 1 (anak ke-2), tahun 1970-an Bapak pulang ke kampung halaman dengan diiringi tangis dari rekan-rekannya. Kiranya gereja HKBP Bah Birong Ulu semakin berkembang dan jemaatnya menjadi berkat dimanapun berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar