Jumat, 10 November 2017

Mewahnya Bumbu Rempah dalam Makanan ala Dubai

Minggu lalu saya berkesempatan menikmati makanan ala Timur Tengah di Chiking® Mall @Bassura Jakarta Timur. Sajian pertama disambut dengan Teh Arab yaitu, teh manis ditambah dengan rempah-rempah yaitu cengkeh. Dan saya tidak pernah membayangkan rasa teh dicampur cengkeh itu enak sekali ditambah aromanya juga menarik.

Chiking® Mall @Bassura sendiri baru resmi dibuka per tanggal 26 Oktober 2017, ini adalah gerai kedua di Indonesia. Walaupun gerai Chiking® ini sudah populer di lebih dari 10 negara sejak tahun 2000,  tetapi di Indonesia baru hadir Mei 2017 di Surabaya, tepatnya 19 Mei 2017 di Royal Plaza Surabaya. Melihat sambutan warga yg cukup antusias, baru gerai ini melebarkan sayap ke Jakarta.

Sehari setelah peresmian gerai ke dua, diresmikan juga gerai ke tiga di Lulu Qbig Bumi Serpong Damai , Tangerang. Gerai ke empat akan kembali diresmikan 11 November dan selanjutnya di Bekasi Desember nanti.

Keunggulan dari makanan khas Timur Tengah ini, selain menggunakan rempah-rempah yang khusus didatangkan dari Timur Tengah,  makanannya juga tanpa msg (bumbu penyedap berbahan pengawet), disajikan dalam keadaan segar, tidak boleh disimpan sehingga sudah pasti lebih sehat.

Cita rasa yang disajikan disesuaikan dengan lidah warga setempat, berhubung Indonesia biasanya makanan yg disajikan tidak dengan bumbu yang cukup pekat, jadi makanan yang tersedia cukup ramah dengan lidah kita.

Ada beberapa menu unggulan Chiking® ini. Beberapa di diantaranya adalah
1. Flaming Grilled Chicken.
Potongan ayam yang telah terlebih dahulu direndam dalam bumbu sehingga bumbu meresap ke dalam daging, baru kemudian potongan ayam ini dipanggang. Benar dipanggang, bukan digoreng seperti potongan ayam siap saji yang biasa kita kenal sebelumnya.

2. Chicking Rice
Chiking Rice adalah nasi kuning yang terbuat dari beras Biryani atau dikenal dengan beras Arab yang dicampur dengan rempah-rempah khusus seperti cengkeh, kapulaga dan bumbu lainnya . Nasi ini dimasak dengan minyak zaitun sehingga tidak terlalu berlemak.


3. Original Fried Chicken
Potongan ayam yang direndam dalam bumbu khusus, dilapisi tepung putih dan bumbu gurih dan digoreng sampai matang sempurna.

4. Big Beef Burger
Burger dengan daging sapi murni yang tebal dihiasi dengan selada dan irisan keju serta bawang, acar, tomat dan dibungkus oleh roti wijen.


5. Royal Wrap
Makanan yg mirip kebab ini tersedia dalam tampilan yg menarik dan mewah dan menggoda selera.


Masih ada menu-menu lain yang bisa dipilih di gerai Chiking® ini.

Makanannya istimewa lalu bagaimana dengan minuman? Tentu saja bukan minuman biasa, ada yg istimewa dalam minuman yang disajikan. Minumannya diberi nama "Dubai Breeze" yang tersedia dalam 2 varian, yaitu Passion Fruit san Green Apple. Minuman yang ditambah dengan daun mint dan lemon menimbulkan rasa manis dan segar.


Untuk yang ingin mencicipi makanan khas Timur Tengah ini, boleh dicari di daerah terdekat. Untuk Jakarta Timur merapat ke Mall Bassura, lokasinya di lantai 2 dekat studio XXI. Di Tangerang silahkan ke Lulu QBiq BSD. Untuk Daerah Bekasi harus bersabar sampai Desember nanti. Sedangkan Surabaya silahkan ke Royal Plaza. Untuk daerah lain, mari kita doakan semoga segera di buka di kota-kota lainnya.

Senin, 25 September 2017

Salawaku, Keindahan Daerah Timur dan Kisah Klasik


Hari Sabtu lalu, 23 September 2017 saya diajak seorang teman untuk menikmati film Indonesia secara gratis di Indonesia Kaya. kitsa bisa mendaftar secara online apabila sedang ada acara, tinggal buka website www.Indonesiakaya.com lalu cari acara yg sedang dan akan berlangsung.

Berhubung teman memberi informasinya Jumat malam, sehingga pendaftaran online sudah ditutup, tetapi masih ada kesempatan ikut menonton apabila kita datang dua jam sebelum acara dimulai. Dengan harapan masih bisa ikut menonton maka saya nekat datang walaupun belum terdaftar. Beruntung, saya tetap boleh ikut dengan mengisi data di tempat.

Film yang diputar pertama adalah "Salawaku ". Salawaku adalah nama seorang anak lelaki kecil (diperankan oleh Elko  Kastanya) yang hidup di Pulau Seram dan ditinggal pergi oleh kedua orangtuanya. Sehari -hari Salawaku tinggal bersama Kakaknya bernama Binaya (diperankan oleh Raihaanun). Tetapi tiba -tiba Binaya pergi meninggalkan Salawaku tanpa memberitahukan tempat tujuannya.

Seorang pemuda desa bernama Kawanua (diperankan oleh JFlow  Matulessy) yang cukup perduli dengan Salawaku berusaha menghiburnya. Tetapi Salawaku nekat mencari Binaya yang Salawaku dengar-dengar pergi ke Piru, suatu tempat yang lumayan jauh dari desa mereka . Suatu malam Salawaku nekat pergi naik salah satu sampan yang bersandar di pantai, tetapi sebelum pergi Salawaku sempat memberitahu Kawanua kalau dia akan ke Piru mencari Kakaknya.

Esok harinya Upulatu (Tetua  adat) sadar kalau salah satu sampannya tidak ada ditempat dan satu-satunya warga yang tidak ketahuan ada dimana hanya Salawaku. Upulatu memerintahkan untuk mencari Salawaku. Sedangkan pada pagi itu Salawaku tiba di suatu pantai dan menemukan seorang gadis yang berasal dari Jakarta sedang terdampar bernama Saras (Diperankan Karina Salim). Sebagai balas jasa karena telah menyelamatnya, Saras menemani Salawaku mencari Binaya.

Kawanua yang kuatir dengan Salawaku juga berusaha mengejar mereka dan akhirnya bertemu di tengah perjalanan. Mereka bertiga akhirnya melanjutkan perjalanan ke Piru. Saras yang sedang liburan dan sangat menyukai pantai sempat membuat perjalanan mereka tertunda satu malam. Dan malam itu, sambil menikmati hembusan angin malam, Kawanua dan Saras terlihat sedikit lebih dekat.

Ditengah perjalan, Kawanua mengaku kepada Saras kalau Binaya pergi karena hamil diluar nikah dan bayi yang dikandung adalah anak Kawanua. Tetapi karena Ayah Kawanua adalah seorang Upulatu yg sangat dihormati maka sebagai anak, Kawanua ingin menjaga nama baik orangtuanya sehingga memilih untuk membiarkan Binaya pergi. Mengetahui keadaan yang sebenarnya dan teringat akan kisahnya sendiri, Saras memaksa Kawanua untuk bersikap ksatria.

Sepanjang pemutaran film ini, penonton disuguhkan dengan alam daerah Timur yang begitu indah. Laut yang jernih, bukit yang indah tetapi sekaligus jalanan yang sudah teraspal rapi.

Film ini disutradarai oleh Pritagita Arianegara dan ini adalah film perdana yang disutradarainya. Film ini sudah diputar dibeberapa negara seperti Jepang dan Itali. Mereka sangat antusias dan berniat untuk liburan ke tempat-tempat syuting di film ini.

Maju terus film Indonesia dan semoga sekaligus mempromosikan alam Indonesia yang begitu indah.
BersamaKarinaSalim

Senin, 28 Agustus 2017

Omong Besar



Beberapa kali bertemu dengan orang mengganggap dirinya hebat. Dan anehnya banyak kejadian itu adalah pertemuan pertama. Tetapi seiring waktu kadang apa yang dibicarakan malah jauh dari kenyataan.

Beberapa hari yang lalu ada tamu yang berkunjung ke kantor. Dari cara bicaranya sudah pede bahwa dia akan diterima dengan sangat baik, berhubung saya diminta mewakilkan untuk menemui maka saya tanpa persiapan apa-apa menerima tamu tersebut.

Walaupun dari awal jabat tangan saya sudah melihat si Bapak hanya mengada-ada, tapi saya tetap bersikap diam dalam setiap bicaranya. Ketika saya mencoba bertanya tujuan datang, si Bapak malah mengalihkan tanya asal - usul yang seharusnya menurut saya kurang baik dibicarakan dalam masalah pekerjaan. KEcuali sudah beberapa kali bertemu atau ada alasan khusus, misalnya ketahuan dari nama dan ada kemungkinan berasal dari daerah yang sama.

Lalu saya menyarankan si Bapak menghubungi orang yang dituju, tetapi ternyata ketika si Bapak menelepon orang yang dituju di depan saya, orang tersebut merasa tidak kenal. Ataupun mungkin kenal tapi tidak lebih istimewa dibanding bisnis kerja yang lain.

Mungkin merasa malu, si Bapak menyebut orang yang posisi-nya lebih tinggi lagi. Dan saya menyarankan untuk membuat janji pertemuan saja. Setelah basa-basi dan tidak ada yang perlu dibicarakan lagi saya meninggalkan si Bapak dengan senyum dikulum.

Adalah lebih baik datang dengan apa adanya daripada membuat kita menjadi terasa lucu/aneh dimata orang yang kita temui.

Rabu, 26 Juli 2017

Kran Bocor dan Meteran PAM



Beberapa bulan terakhir kran air di rumah Abang saya bocor. Sudah berulang kali diperbaiki tapi tetap saja ada tetesan. Kalau rumah kita tinggal seharian, tempat penampungan air sudah penuh dan lumayan banyak yang terbuang. Biasanya kalau ingat, ketika akan pergi air yang sudah ada dipindahkan ke ember kosong yang nanti bisa digunakan untuk keperluan lain.

Akhirnya setelah serius diperbaiki, kran itu tidak bocor lagi. Anehnya, Abang saya tetap mengatur kran agar air tetap menetes setiap saat. Bahkan di kamar mandi yang saya gunakan juga ikut-ikutan dibuat air tetap menetes. Saya dan Kakak ipar diam saja, tapi begitu kita masuk kamar mandi, saat sudah selesai kran kita putar rapat-rapat sehingga tidak ada air keluar.

Abang saya bertanya kenapa kran diputar kencang, padahal sudah sengaja dibuat longgar. Kita pun bertanya balik kenapa air dibiarkan menetes padahal tidak digunakan. Lalu Abang saya menjelaskan bahwa ketika air menetes pelan, meteran air akan bergerak lambat. Berbeda dengan saat kran air dibuka lebar-lebar. Jadi untuk memperlambat perputaran meteran, air sengaja dijalankan pelan walau sedang tidak digunakan, toh air tersebut akan tetap kita gunakan.

Setelah mengerti dengan penjelasan itu, sekarang kran dirumah tetap dibiarkan menetes walau bukan karena bocor. Semoga hal ini bisa mengurangi biaya pemakaian air PAM.

Kamis, 22 Juni 2017

Nobar Jihad Selfie dan Buka Bersama dengan Komik




Pada tanggal 17 Juli 2017 kemarin saya ikut acara nobar bersama Komik di gedung Kompas Gramedia lt 6. Film yang kami tonton adalah film dokumenter dari Bapak Noor Huda Ismail seorang wartawan yang tinggal di Melbourne – Australia yang tergerak hatinya melihat radikalisme yang berkembang sangat cepat.

Film dokumenter ini dibuat selama 2 tahun yaitu dari 2014 sampai 2016. Berlatar belakang seorang anak Indonesia bernama Akbar menempuh pendidikan di luar negeri, berkenalan di media sosial dan kagum melihat seseorang yang terlihat gagah mengangkat senjata. Melalui komunikasi di facebook lanjut dengan komunukasi dengan telpon akhirnya mereka terhubung antara yang satu dengan yang lain.
Sempat terbersit untuk ikut berjuang di Syria, namun akhirnya berkat doa Ibu, Akbar akhirnya memilih pulang kampung ke Indonesia walaupun beberapa temannya ada yang benar-benar pergi dan bahkan ada yang meninggal.
 Media sosial itu sangat banyak manfaatnya apabila dipergunakan dengan baik, tetapi juga banyak menyimpan sisi buruk apabila orang tidak bisa memilah bacaan atau tontonan yang tersaji. Terlebih anak-anak muda yang masih labil dan mencari jati diri. Biasanya mereka mencari tokoh panutan melalui media sosial.

Rasanya punya kebanggaan tersendiri apabila mengenal orang dekat sang idola apalagi bisa berkomunikasi langsung. Kalau tokoh idola adalah orang yang baik maka besar kemungkinan para anak muda yang mengidolakan pun akan terbawa baik, tetapi akan sangat buruk apabila sang tokoh idola malah memanfaatkan para penggemar tersebut dengan mengajarkan hal-hal yang tidak baik.

Hal tersebut bisa terjadi apabila anak kurang berkomunikasi dengan orang tua, saudara maupun teman, sehingga apa yang dilakukan si anak bisa semakin melenceng jauh dari hal yang seharusnya. Berkaca dari banyak pengalaman yang terjadi disekitar kita, mari menjaga orang-orang terdekat dari pengaruh buruk media sosial.

Setelah selesai menonton film tersebut, dilanjutkan tanya jawab dengan perwakilan dari yayasan Prasasti Perdamaian yang menjadi distributor film Jihad Selfie ke kalangan anak-anak muda, perkumpulan-perkumpulan, seokolah maupun rumah ibadah. Hal ini dilakukan agar setiap kita lebih perduli dan waspada dengan sekitar dan orang-orang yang tahu tentang radikalisme di Indonesia.
Sehabis sesi tanya jawab dilanjutkan dengan buka bersama yang disponsori oleh Gula Jawa.

Rabu, 21 Juni 2017

Grup Alumni dan Politik



Jaman perkembangan komunikasi yang canggih sekarang, rasanya bukan hal aneh apabila tiap alumni memiliki grup media sosial. Dan yang paling ramah sepertinya adalah grup WhatsApp. Satu alumni saja bisa terdiri dari beberapa grup, ada grup angkatan, ada grup umum, grup jurusan dan grup-grupan lain yang mungkin dibuat untuk yang seide atau satu pandangan.

Saya sendiri hanya memiliki 2 kelompok besar alumni, yaitu alumni SMA dan Alumni kuliah. Tapi masing-masing ada anak-anak grupnya lagi. Grup SMA saya cenderung aman karena orangnya lebih senang bahas yang lucu-lucu. Ataupun kalau kurang suka dengan yang dibahas, teman-teman memilih diam atau menegur langsung. Atau mungkin juga kebersamaan kami dulu masih terasa hangat sehingga kami lebih sering bernostalgia saat-saat sekolah daripada membicarakan hal lain yang menyinggung perasaan orang lain.

Tapi berbeda dengan grup kuliah. Yang satu jurusan/kelas juga masih saling sapa dalam nada hangat. Tetapi ketika sudah di grup satu angkatan maka suasananya lebih dingin. Sebenarnya tidak masalah karena grup dibentuk untuk komunikasi dan saling berbagi berita dan cerita saja dengan teman. Grup aktif hanya saat ada yang menyapa.
Tapi akan sangat disesalkan apabila grup mulai tidak sehat dengan membahas politik. Sebenarnya, kalau sebatas diskusi itu baik karena saya sangat setuju politik sehat itu harus kita perkenalkan ke semua orang. Tetapi kalau sudah seperti menyalahkan salah satu pihak, maka saya biasanya akan angkat bicara.

Sebelumnya ketika ada yang terlihat memuja partai, maka saya akan memberi dan meminta contoh hal-hal yang telah dilakukan partai tersebut terhadap orang banyak. Hari ini di grup yang berbeda, seorang teman share tweet Kwik Kian Gie yang  dikutip laman repelita untuk mengajak makar dan kembali ke UUD45

Karena menurut saya pribadi, bahasan tersebut angat tidak sehat saya berusaha langsung memototong diskusi agar tidak membahas politik. Terjadi pro dan kontra tentang boleh atau tidak bahas politik. Saya bilang, kalau memang sepakat bahas politik, mari kita bahas politik tetapi kita juga harus menghargai teman-teman lain yang tidak nyaman. Padahal saya sudah menampilkan satu screen shoot chat teman saya yang mengeluh tidak nyaman berada di grup.

Lalu saya meminta agar kami terlebih dahulu mengoreksi tempat kami belajar bersama, kota Medan. Pertanyaan bertubu-tubi langsung memojokkan saya dan mereka mengatakan Medan baik-baik saja. Sejujurnya, andai Medan memang baik-baik saja maka saya akan sangat bersyukur sekali, banyak saudara dan teman-teman saya tinggal di sana.
Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, semakin banyak hal yang kurang baik terjadi di sana. Banjir, jalanan yang semrawut, tindak kejahatan yang tinggi dan banyak hal yang menurut saya pribadi jauh lebih baik belasan tahun yang lalu saat saya masih tinggal di sana.

Kenapa teman-teman saya ini merasa sanagt nrimo keadaan Medan tapi sering sekali menjelekkan pemerintah dan bahkan ikut-ikutan ribut tentang Jakarta? Benarkah mereka perduli tentang Medan, Jakarta dan Indonesia. Saya sungguh tidak mengerti. Akrena seharusnya peduli itu membangun bukan yang menghancurkan. Kritikk dan saran itu baik tapi jangan yang mengajak makar karena itu adalah pelanggaran.

Rabu, 14 Juni 2017

Lidah bisa karena biasa



Mungkin kita sering mendengar orang memuji nikmatnya makanan yang berasal dari daerahnya. Padahal buat orang lain mungkin biasa saja atau bahkan bisa saja berasa aneh untuk orang lain yang berasal dari tempat berbeda.
Sepertinya masalah rasa ini berhubungan dengan faktor kebiasaan. Untuk orang yang berasala dari Sumatera Utara, baru merantau ke Jakarta, ketika makan di luar dan disuguhkan teh tawar (air putih + bubuk teh) maka rasanya itu akan aneh sekali di lidah. Orang di Sumatera Utara terbiasa dengan air putih saja, tanpa pakai bubuk teh. Setelah beradabtasi di Ajkarta, saat kembali ke kampung halaman dan disuguhkan minuman air putih tanpa bubuk teh, lidah juga akan merasa aneh. dAn anehnya, kalau di rumah minum air putih rasanya biasa saja.

Demikian juga menurut Kakak ipar saya yang asal Padang. Waktu di Apdang terbiasa dengan nasi yang pera', begitu sampai di Jakarta dan menikmati nasi pulen berasa tidak bisa ditelan. Tapi sekarang malah lebih suka nasi pulen dibanding nasi pera yang rasanya seperti makan nasi yang kurang air saat dimasak.

Kakak ipar saya asal Bangka beda lagi, saat kita memuji-muji mie pangsit dari Siantar, Kakak ipar saya bilang lebih enak mie Bangka. Mungkin itu juga alasan mengapa makanan khas daerah tertentu bisa bertumbuh subur di tempat lain, yaitu untuk memanjakan lidah orang sedaerahnya dan syukur-syukur bisa diterima lidah orang lain dan laris manis bukan hanya untuk orang yang berasal dari daerah yang sama.

Berminat membuka warung makanan khas daerah yang belum ada di tempat kita berada? Coba dicek kira-kira berapa banyak orang yang asalnya sama sama kita dan rindu makanan khas dari sana.