Liburan di Cirebon-Kuningan,
Pengalaman jadi Penjaja Kamar Hotel dan Pertolongan Kartu Kredit
Tahun 2014 tepatnya 28 – 31 Maret
saya bersama teman-teman berencana liburan ke daerah Cirebon dan Kuningan.
Rencana ini kami rencanakan selama 1 tahun dan saya ditunjuk sebagai bendahara.
Untuk pencarian tranportasi, penginapan dan tujuan wisata selama di sana, saya
berdua dengan teman.
Berhubung pada tanggal 31 Maret
itu adalah hari libur, sehingga penginapan di sana cepat habis. Tempat
penginapan pertama kami cuma dapat 4 kamar tetapi hanya 1 malam, malam
berikutnya harus upgrade agar dapat 4 kamar kosong kebenaran ada hotel baru
buka memberi diskon 30% plus promosi
menarik bermain di water boom sepuasnya dan lagi-lagi hanya bersisa 3 kamar.
Akhirnya kami booking 4 kamar di hotel pertama dan 1 kamar upgrade untuk 1
malam berikutnya. Dan di hotel ke-2 kamar booking 3 kamar untuk 2 malam
sekaligus. Kami sengaja booking dua-duanya dan rencana nanti kami akan pecah 2
kelompok dan sebagian kamar akan dibatalkan menjelang hari H.
Malang tak dapat ditolak,
menjelang keberangkatan teman yang memesan penginapan di sana tidak bisa ikut,
sedangkan pihak hotel berkomunikasi dengan teman tersebut. Pada hari Jumat 28
Maret 2014 semua urusan sudah beres. Tiket kereta sudah diprint, DP hotel ke-2
sudah dibayar sedang yang hotel pertama tidak minta DP, mobil yang menjemput di
stasiun kereta sudah dihubungi termasuk rental mobil selama di sana.
Uang untuk pembayaran semua itu
sudah saya ambil dan masukkan di amplop. Sore sepulang kerja kami langsung ke Gambir karena kereta
akan berangkat pukul 20:30 wib. Tetapi begitu sampai di Gambir saya baru sadar
kalau uang dalam amplop tertinggal di laci plus ATM, yang tersisa hanya ATM
buat gajian dengan jumlah uang yang tidak seberapa.
Rasa panik dan takut harus
bertanggung jawab kepada teman-teman yang ikut sedangkan yang dibayar baru DP
mobil dan 1 hotel yang nilainya hanya sekian persen dari total pengeluaran. Saya
mencoba meminjam kepada teman yang ikut dengan saya (kami ber 3) karena yang
lain belum datang dan baru akan menyusul besok paginya dan yang sedikit
mengecewakan teman tersebut hanya 1
orang yang bersedia meminjamkan uangnya sebanyak 2 juta. Padahal mereka tahu
saya punya uang cash di kantor dan pasti akan saya bayarkan sepulang liburan.
Kereta seharusnya sudah tiba di
pukul 20:00 wib tetapi ternyata kereta Api Fajar Utama anjlok di Karawang
sehingga semua jadwal kereta tertunda. Akhirnya kami baru berangkat sekitar
pukul 01:00 pagi dan perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam. Kami sempat
istirahat sebentar di Cirebon sambil menunggu teman yang menyusul dan lagi pula
penginapan ini tidak bisa dibatalkan mendadak dengan alasan kereta terlambat.
Kami menikmati tempat wisata di
Cirebon sampai siang sebelum melanjutkan menuju Kuningan. Jarak Cirebon –
Kuningan hanya sekitar 1 jam. Kami sempat
mampir di beberapa tempat, sore hari baru tiba di Kuningan, pertama kami check
in di Hotel yang tanpa DP, ketika kami memberi tahu bahwa kami akan pakai 1
kamar saja, manager hotelnya tidak terima. Dan Bapak itu menyebut sudah
berulang kali menghubungi teman yang booking untuk memastikan status kamar tapi
hp tidak diangkat.
Akhirnya kami putuskan pakai 2
kamar dan harus bayar saat itu juga. Beruntung pembayaran bisa menggunakan
kartu kredit. Lalu check in dilanjut ke hotel yang ke-2. Dan di tempat ini
berarti ada 1 kamar kosong yang tidak kami pakai tapi harus dibayar. Maka kami
membuat kesepakatan dengan pihak hotel, bahwa uang akan dikembalikan apabila
ada yang menginap malam itu.
Pekerjaan sebagai penjaja kamar
pun dimulai. Saya bolak balik memantau apakah ada yang mencari kamar kosong.
Kalau di hotel yang pertama karena dia hotel besar maka kami tidak perlu ada di
sana untuk menawarkan kamar. Tetapi hotel yang kedua, kebenaran karena masih
baru jadi belum terlalu dikenal orang dan kemungkinanan dicari orang menjadi
lebih kecil.
Tidak menunggu terlalu lama, satu
kamar di hotel pertama sudah ada yang menempati. Rasanya saya tidak tenang
makan malam karena 2 kamar lagi belum ada yang menempati. Ketika akhirnya gelap
malam sudah benar-benar menyelimuti Kuningan saat sepasang suami istri bertanya
masih adakah cottage yang kosong. Tetapi pegawai hotel menyebut sudah penuh,
yang kosong hanya kamar hotel. Setelah pasangan tersebut menolak tawaran
pegawai hotel dan beranjak pergi, maka saya menghampiri pasangan tersebut dan
menyebut kamar yang saya booking ada yang kosong. Pasangan suami istri itupun
setuju untuk memakai kamar yang kami booking.
Berarti yang tersisa hanya 1
kamar yang belum ada yang menempati. Setelah transaksi dengan pegawai hotel
kedua selesai, saya dan teman sekamar menuju hotel pertama sekalian untuk
menginap di sana. Sekitar pukul 10:00 malam kami melihat kamar yang tersisa,
lampunya sudah menyala yang artinya sudah ada yang menempati. Rasanya lega luar
biasa, rasanya seperti baru lepas dari himpitan hutang yang menyesakkan dada.
Setelah itu kami menghubungi manager
hotel untuk menyelesaikan transaksi dan perjanjian sebelumnya. Tetapi Bapaknya
terkesan menghindar dan sedikit berbelit-belit. Tetapi akhirnya si Bapak
manager bersedia bertemu dan membayar dengan uang cash untuk 2 kamar yang
dipakai orang lain. Akhirnya bisa tertidur pulas karena semua masalah bisa
diatasi. Kamar hotel tidak ada yang hangus, dan juga dapat uang cash yang bisa
dipakai untuk keperluan jalan-jalan selama di Kuningan.
Berlanjut ke part 2
Tulisan ini diposting juga di Kompasiana: http://www.kompasiana.com/afriska07/liburan-di-cirebon-kuningan-pengalaman-jadi-penjaja-kamar-hotel-dan-pertolongan-kartu-kredit_5768f8b3539773e30682e782
Tidak ada komentar:
Posting Komentar