Selasa, 28 Juni 2016

Toleransi ala Saya



Negara Indonesia sebagai negara dengan banyak agama sehingga memungkinkan kita untuk memiliki tetangga, teman atau saudara dari agama yang berbeda. Saya lahir dari keluarga yang sudah bercampur suku dan agama-nya. Mungkin sedikit banyak turut mempengaruhi cara saya untuk bersikap dengan teman yang seagama maupun yang berbeda.
Seagama namun fanatik juga sebisa mungkin saya menghindari diskusi yang memanas, karena setiap kita pasti punya prinsip yang membuat kita ikut jalur ini bukan jalur itu. Tapi bukan berarti saya menutup pintu untuk diskusi agama, karena itu juga hal yang menarik buat saya. Bukan dalam hal saling membenarkan atau mengharapkan orang lain untuk pindah agama, tetapi dengan ilmu yang dibagi kita mengetahui dasar-dasar agama orang lain.
Memiliki keluarga beda agama juga bukan menjadi patokan bahwa mereka akan toleran terhadap agama lain. Tidak jarang yang pindah agama malah memperuncing pertikaian antar keluarga. Mungkin bukan karena pindah agama, tetapi karena tiba-tiba berubah sikap menjadi musuh terhadapa orang-orang di agama lama.
Untuk menyikapi hal tersebut, saya berusaha untuk tidak komentar dipostingan teman-teman yang merasa senang saat ada orang masuk ke agamanya, atau yang merasa sedih saat idola atau teman  yang tadinya seiman berpindah agama.
Untuk hal-hal sensitif begini, saya biasanya membuat pembicaraan pribadi, mungkin lewat inbox ataupun japri. Saya pernah menegur seorang teman yang pamer karena seorang artis tiba-tiba masuk agamanya. Padahal saya perhatikan dia cukup sering menulis tentang teman-temannya yang menurut dia baik tetapi berbeda agama.
Saya mencoba berempati saat seseorang pindah ke agama saya, saya tentu senang dan juga sedih saat ada yang meninggalkan agama saya. Oleh karena itu, saya berusaha agar tidak tampak bersuka cita di atas kesedihan orang lain ataupun sebaliknya.


Demikian juga dalam pertemanan, kalau kami terdiri dari beda agama, sebisa mungkin saya menghindari kata-kata atau salam dalam agama saya. Agar teman yang beda tidak merasa terasing apalagi kalau dia sendirian.
Karena menurut saya, agama itu adalah suatu hubungan antara kita dengan Tuhan tetapi tidak membatasi hubungan kita dengan sesama. Untuk itulah saya tidak pernah membatasi pertemanan berdasarkan golongan, suku maupun agama.
Salam toleransi....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar