Kamis, 28 April 2016

Salah Paham dalam Membaca Pikiran Orang




Dalam berinteraksi dengan orang lain, terkadang kita mengatakan atau mempertanyakan sesuatu hal dan kita mendapat jawaban yang membuat kita merasa tertohok. Dalam posisi ini, kita ataupun teman bicara kita sedang mencoba saling membaca pikiran. Kita mengharapkan jawaban A tetapi teman memberikan jawaban B karena menurut dia tujuan  pernyataan atau pertanyaan kita menjurus ke B.
Atau bisa jadi konsentrasi orang tersebut sedang ke hal lain lalu kita yang menerima efeknya. Teringat dengan tulisan seorang teman di facebook dimana biasanya dia tidak pernah menulis bernuansa marah, selalu senyum dan semangat yang disebar. Dalam statusnya dia menulis "Maksud hati hanya bertanya, kenapa si Bapak menjawab dengan marah-marah?". Walaupun komentar di status itu semua mencoba mengalihkan ke hal-hal lucu tetapi yang memposting tulisan sudah merasa keterlaluan karena jawabannyapun masih sedikit terbawa emosi.
Terkadang kita tidak tahu apa yang dialami dan dirasakan orang lain, tetapi kita ikut terbawa perasaan. Seperti saat seorang teman menulis distatusnya "Saya terlambat kuliah yang ke-3 kali padahal jam sudah saya percepat. Si Bapak pakai waktu Indonesia apa ya? Akhirnya saya pulang untuk tidur siang". Waktu saya mencoba bertanya kenapa temannya tidak ikut terlambat? Dia mengatakan "Bukankah sudah saya sebutkan di atas mereka ada kuliah pagi sebelumnya". Ketika postingannya saya sreen shoot yang menunjukkan tidak ada kata-kata seperti yang dia sebutkan, teman saya malah terlihat marah dan menganggap saya tidak bisa membaca yang tersirat.
Kadang-kadang kita mengharapkan orang lain mengerti maksud kita tetapi ketika ternyata mereka tidak mengerti, kita malas untuk menjelaskan walaupun sebenarnya hanya penjelasan sederhana tetapi malah kita membiarkan semakin berlarut dan masalah mengambang tanpa jawaban.
Demikian juga terjadi dalam pembicaraan saya dengan teman di chat. Saya tidak ada niat untuk menyuruhnya mengerjekan sesautu dengan cepat, tetapi sepertinya dia tersinggung dan mengatakan sedang bekerja dan bukan tidur siang. Ketika saya mencoba memberi alasan, malah permasalahan semakin melebar. Akhirnya saya memilih diam daripada saya menjadi tidak enak hati sendiri.
Kadang-kadang diam itu memang penyelesaian yang paling baik....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar